Kamis, 09 Juni 2011

KISAH KISAH PARA MUALAAF>>>>>>>

Dr. Antonius S Kumanireng : Apakah Yesus datang utk menebus dosa-dosa manusia ?

Nama saya Antonius Sina Kumanireng, kerap disapa Anton Sina. Saya anak kedua dari lima bersaudara yang lahir di tengah-tengah keluarga penganut Kristen Katolik yang masih sangat ketat mengamalkan ajaran agama. Ayah saya, Kumanireng, salah seorang pastor sekaligus anggota DPRD Tk. II Kab. Ende, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tempat kelahiran saya mayoritas penduduknya beragama Kristen, termasuk seluruh keluarga saya. Sejak kecil, saya telah dipersiapkan menjadi calon pendeta yang diharapkan menjadi penyebar agama di kampung halaman. Karena itu, saya pun sejak kecil bekerja sebagai tukang pukul lonceng gereja. Meskipun ayah saya terbilang penganut Kristen yang ketat, namun sejak kecil saya sering memberontak terhadap keluarga dan para pastor.

Saya kerap melemparkan pertanyaan kepada para pendeta, meskipun mereka sering memberikan jawaban yang tidak memuaskan. Dan kekecewaan itu, saya terus mencari kebenaran lewat gereja. Suatu ketika saya ikut kebaktian di gereja. Tba-tiba hati saya yang gundah menjadi tenang. Tapi, ketika keluar dari gereja hati saya kembali bimbang dan kacau. Bahkan, menyebabkan saya bertengkar dengan saudara saya di rumah. Maklum, keluarga saya termasuk keluarga yang kacau.

Saya sendiri tak paham betul, apa sesungguhnya yang menyebabkan keluarga saya berantakan. Padahal, tiap hari keluar-masuk gereja. Saya sendiri bahkan terlibat minum-minuman keras. Hati saya terus bertambah kacau. Akhirnya, saya mencari kebenaran di luar rumah.

Suatu ketika, saya ditawari pastor untuk belajar ke Roma, Italia, atas beasiswa dari Belanda. Saya menolak tawaran itu dengan alasan ingin belajar di negeri sendiri. Saya terus mencari kebenaran karena keluarga saya telah berantakan. Saya membuka Alkitab Injil, lalu saya temukan Matius 26:20-25 yang berbunyi, "Yesus datang untuk menebus dosa-dosa manusia."

Saya terus membaca dan mengkaji, kesimpulan saya bahwa Yesus sendiri tak mau mati menebus dosa manusia. Sementara itu, saya terus mengkaji ayat-ayat Injil yang selalu menimbulkan pertentangan antara ayat satu dan lainnya. Berkat ketekunan mempelajari sejarah dan pergaulan saya dengan teman teman muslim serta setiap akan memakan babi saya muntah, maka saya bertambah yakin untuk tidak makan daging babi.
Masuk Islam

Semua itu rupanya petunjuk langsung dan Allah agar saya segera kembali ke agama yang sejati. Saya masuk Islam, dan kemudian saya ganti nama menjadi Abdul Salam. Semua keluarga termasuk ayah tak setuju, bahkan menjauhi saya.

Saya terus belajar tentang Islam. Saya pun mempelajari tasawuf. Akhirya, cita-cita saya terwujud mempelajari tasawuf setelah saya masuk Perguruan Isbatulyah yang mengajarkan kepada saya soal syariat dan makrifat Islam. Orang yang paling berjasa terhadap diri saya dalam mempelajari Islam adalah almarhum Usman Effendi Nitiprajitna. Saya terus mempelajari ilmu kebatinan dari guru saya itu.

Alhamdulillah, saya telah menjadi seorang muslim, kendati saya disingkirkan dari seluruh keluarga. Alhasil, saya menanti seluruh keluarga saya agar mau terbuka dan bertanya kepada saya mengapa saya memilih masuk agama Islam. Namun, sampai kind, tak ada yang mau menemui saya.

Saya siap menjelaskan semuanya. Saya bangga masuk Islam karena Islam mengajarkan umatnya untuk tolong menolong. Meskipun istri saya masih tetap beragama Kristen, namun saya tetap melaksanakan shalat. Antara tahun 1970-1973, saya mendapat beasiswa untuk belajar ke Universitas Yokohama Jepang. Alhamdulillah, ke yakinan saya justru semakin kokoh setelah saya bergaul dengan orang-orang Jepang. Padahal, dulunya, saya termasuk peminum berat alkohol. Tapi, sesudah menjadi muslim, saya pun meninggalkan kebiasaan buruk itu.

Setelah berhasil menyelesaikan studi di Jepang dengan gelar doktor kimia, saya mendapat tawaran kerja dari ITB dan beberapa perusahaan besar di Tanah Air. Namun, saya lebih senang memilih Universitas Hasanuddin Makassar, karena PTN itulah yang pertama kali menawarkan aku mengajar.
Bersyukur

Oh ya, saya mempunyai tiga orang anak. Namanya Yuliana, Elizabeth, dan Isa. Saya memberikan kebebasan kepada anak-anak saya untuk memilih agama yang mereka anggap paling benar. Anak saya yang bungsu berkata kepada saya, ia tak akan masuk Islam apa pun yang terjadi. Setelah melewati waktu cukup panjang dalam memberikan pemahaman yang benar tentang Islam, akhirnya Yuliana dan Elizabeth mau mengikuti jejak saya, masuk Islam.

Saya bangga dan bersyukur kepada Allah Walaupun saya tak pernah memaksa anak-anak masuk Islam, tapi karena kesadaran sendiri, mereka akhirnya masuk Islam. Si bungsu yang keras dan benci terhadap agama Islam pun tiba-tiba berubah sikap dan mau masuk Islam. Alangkah bahagianya had saya. Semua anak-anak saya telah memilih jalan yang benar.

Semangat beragama dan kecintaan saya kepada Islam bertambah dalam. Apalagi berkat bantuan Prof-Dr. H. Nasir Nessa yang memberikan kesempatan kepada saya menunaikan ibadah haji. Berbagai kemudahan saya dapatkan di Tanah Suci. Antara lain, saya dapat dengan mudah mencium Hajar Aswad. Tak lupa, saya pun mendoakan seluruh keluarga saya agar dibukakan pintu hatinya menerima kebenaran Islam.
Kecewa

Setelah bertahun tahun melakukan pendalaman terhadap Islam, akhirnya-saya menemukan kebenaran yang hakiki (sejati) itu di dalam Islam. Namun, saya sempat kecewa setelah masuk Islam. Saya melihat umat Islam menganut agamanya semata-mata karena faktor keturunan, sehingga wujud pengamalannya masih minus. Islam semata-mata hanya simbol, tanpa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya benar-benar kecewa dan tak menyangka kalau umat Islam ternyata masih banyak yang tidak memahami ajaran agamanya secara benar.

Kekecewaan itu muncul, barangkali lantaran saya yang mualaf ini terlalu berharap banyak dari umat Islam. Ternyata, semua harapan itu sirna. Banyak umat Islam tak menghargai agamanya. Padahal, saya sebelum masuk Islam bertahun-tahun mengembara, berguru dari satu tempat ke tempat lain, demi membuktikan kebenaran yang ada di dalam Islam. Mengapa umat Islam sendiri tak bangga terhadap agamanya? Bukankah Islam agama suci? tapi akhirnya saya sadar bahwa itu semua kembali kepada pribadi masing-masing, yang jelek hanya sebagian kecil, masih banyak pribadi-pribadi ummat Islam yang patut dicontoh dan jadi panutan karena pada dasarnya Islam adalah agama yang Suci dan hakiki.

Akhirnya saya benar-benar bersyukur betapa nikmatnya hidup dalam panji Islam yang penuh rahmat dan hidayah Allah SWT. Saya pun bersyukur karena setiap menjelang Lebaran, saya bersama tiga orang anak saya bersama-sama melakukan shalat Idul Fitri di Lapangan Karebosi, Makassar. Padahal, sebelum mereka masuk Islam, saya terkadang merasa sunyi, karena merayakan Hari Raya suci ini seorang diri.

Kini, saya mengabdi di Universitas Hasanuddin Makassar sebagai dosen yang tiap hari bergaul di tengah mahasiswa dan sesekali berdialog tentang Islam. Saya bangga dapat mengabdi di sebuah almamater yang sangat menghargai pendapat orang lain.

Gold Fret mantan Pendeta : "Eli, Eli, lama sabakhtani?" mengantarnya kepada Hidayah Islam



AYAH saya seorang pastor atau pendeta dalam agama Kristen Katolik. Beliau mengajarkan Alkitab (Injil) pada saya sejak saya masih kecil dengan harapan agar saya menjadi penerus cita-citanya di kemudian hari. Saya belajar Alkitab pasal demi pasal dan ayat demi ayat dengan seksama. Berkat bimbingannya, saya betul-betul memahami kandungan dan tafsiran Alkitab. Sejak saya berumur empat belas tahun, saya diberi kepercayaan berceramah di gereja pada setiap hari Minggu dan hari-hari keagamaan Kristen lainnya. Setelah saya banyak membaca Alkitab, banyak saya dapatkan kejanggalan-kejanggalan di dalamnya. Dalam Alkitab, antara pasal satu dan pasal lainnya banyak terjadi pertentangan, dan banyak ajaran gereja yang bertentangan dengan isi Alkitab.

Misalnya, Yohanes pasal 10 ayat 30, menerangkan bahwa Allah dan Yesus (Isa) bersatu, yaitu, "Aku dan Bapa adalah satu." Sedangkan, pada Matius pasal 27 ayat 46 menjelaskan bahwa Yesus dan Allah berpisah, yaitu, "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" 'Artinya, "Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"

Dalam ajaran gereja, seorang bayi yang lahir akan membawa dosa warisan dari Nabi Adam dan 1bu Hawa. Juga, bayi yang mati sebelum dibaptis tidak akan masuk surga. Ajaran ini bertentangan dengan Alkitab Yehezkiel pasal 18 ayat 20 dan Matius pasal 19 ayat 14 menerangkan bahwa manusia hanya menanggung dosanya sendiri, tidak menanggung dosa orang lain. Bayi yang meninggal sebelum dibaptis akan masuk surga, karena anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang yang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan orang yang fasik akan menanggung akibat kefasikannya.

Sementara, pada Matius 19 ayat 14 Yesus berkata, "Biarlah anak-anak itu, jangan menghalang-halangi mereka datang padaku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang mempunyai Kerajaan Surga."

Dengan semua itu saya merasa bimbang. Injil mana yang harus saya ikuti, sedangkan semuanya kitab suci? Dan apakah ajaran gereja yang harus saya ikuti, sedangkan ajarannya bertentangan dengan Alkitab ?

Saya ragu dengan keautentikan Alkitab, karena kalau Injil yang ada sekarang ini asli, tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan. Saya juga ragu dengan kebenaran ajaran gereja karena kalau ajaran gereja itu benar, tidak mungkin bertentangan dengan kitab sucinya.

Karena mendapatkan kejanggalan dalam Alkitab dan pertentangan ajaran gereja dengan kitab sucinya, saya menjadi enggan membaca Injil dan buku buku agama (Kristen), karena saya yakin tidak akan mendapat kebenaran dalam Kristen.
Mendengar Bacaan Al-Qur'an

Pada suatu hari saya berjalan di dekat masjid. Tiba-tiba saya gemetar dan tidak bisa berjalan disebabkan mendengar suara dari dalam masjid. Setelah saya pulang ke rumah, saya bertanya pada teman-teman tentang suara yang saya dengar itu. Tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang tahu tentang suara itu.

Setelah keesokan harinya saya bertanya pada teman sekolah yang beragama Islam, dia menjelaskanbahwa "suara" yang saya dengar di dalam masjid adalah suara orang membaca A1-Qur'an. Kemudian saya bertanya, "Apa sih, Al-Qur'an itu?" Dia menjawab, "Al-Quran itu kitab suci umat Islam." Kemudian saya meminta Al-Qur'an padanya. Tetapi dia tidak memberikan dengan alasan saya tidak punya wudhu.

Setelah saya pulang dari sekolah, saya langsung mencari orang yang beragama Islam untuk meminjam A1-Qur'an. Akhirnya saya berjumpa dengan orang Islam yang bernama Abdullah. Ia keturunan Arab. Lalu saya pinjam Al-Qur'an padanya dan saya jelaskan padanya bahwa saya beragama Katolik dan ingin mempelajari Al-Qur'an. Dengan senang hati ia meminjamkan saya terjemahan Al-Qur'an dan riwayat hidup Nabi Muhammad saw..

Saya baca Al-Qur'an ayat demi ayat dan surat demi surat. Saya pahami kalimat demi kalimat dengan seksama. Akhirnya saya berkesimpulan, hanya Al-Qur'anlah satu-satunya kitab suci yang asli dan hanya Islamlah satu-satunya agama yang benar.

Al-Qur'an membahas persoalan ketuhanan dengan tuntas, bahasanya mudah dipaharni, dan argumentasinya rasional. Di samping itu, Al-Qur'an juga membahas tentang Nabi Isa (Yesus) sejak sebelum dikandung, dalamn kandungan, waktu dilahirkan, masa kanak-kanak dan remaja, mukjizatnya, dan kedudukannya sebagai Rasul Allah, bukan anak Allah.

Sejak mendapatkan kebenaran Islam, saya mempunyai keinginan yang kuat untuk memeluk agama Islam. Singkat cerita, kemudian saya datang menjumpai Abdullah dan saga jelaskan keinginan saga padanya.

la menyambut hasrat saya itu dengan hati ikhlas, dan ia membimbing saya membaca dua kalimat syahadat. Setelah menjadi seorang muslim, nama saya diganti menjadi Dzulfikri. Kemudian saya belajar pada Abdullah tentang hal-hal yang diwajibkan dan yang dilarang dalam Islam.

Setelah itu saya mondok di sebuah pesantren. Di situ saya belajar agama selama satu tahun. Kemudian saya pindah ke kota Malang, Jawa Timur. Di kota ini saya terus menuntut ilmu agama sambil kuliah.

Subhanallah, Sejumlah Serdadu AS di Irak Menyatakan Diri Masuk Islam



Ternyata gambaran Islam yang dipublikasikan oleh media-media Barat, jauh berbeda sama sekali dari realitas Islam sebenarnya. Setidaknya hal itu diperlihat kan oleh sejumlah prajurit laki-laki dan wanita AS yang bertugas di Irak, ketika mereka menyatakan diri masuk Islam. Lalu mereka menikah dengan orang-orang Islam Irak. Walaupun pernikahan itu ditentang oleh sejumlah warga setempat.

“Para tentara AS itu telah menyadari bahwa ajaran Islam sama sekali berbeda dengan informasi-informasi yang diprogandakan oleh media-media Barat,” lanjut Sheikh Mahmoud.

“Setelah bergaul setiap hari dengan warga Irak serta pengalaman berinteraksi dengan kalangan Muslim dari dekat di negeri yang terkoyak perang ini, banyak serdadu AS yang menyatakan keinginannya masuk Islam,” ujar Sheikh Mahmoud el-Samydaei, anggota Majelis Ulama Islam Irak, pada IslamOnline Rabu (13/8/2003).

Ulama Islam itu mengingatkan kembali para perwira AS yang telah masuk Islam agar memelihara agama itu sampai akhir hayat. Sebab orang yang mati tanpa membawa Islam, ujar Sheikh Mahmoud, matinya akan sia-sia. Para muallaf AS itu mendengarkan wejangan tersebut dengan terisak-isak, mengingat banyak masyarakatnya mati tanpa mengetahui sedikitpun tentang Islam.

Seorang perwira AS yang mendatangi Pengadilan Urusan Sipil di distrik el-Karkh, Baghdad pekan ini menyatakan; “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusanNya.”

Perwira AS itu kemudian menikah dengan wanita Irak, dr. Samar Ahmed yang pernah dijumpainya ketika dia bertugas menjaga Medicine City Hospital. Dia memilih Islam, kata perwira AS itu, lantaran keyakinannya yang penuh terhadap kebenaran Islam. “Saya masuk Islam bukan hanya lantaran untuk menikahi wanita Irak,” tukasnya.
Berdasarkan ajaran Islam, seorang pria non-Muslim dilarang menikahi seorang wanita Islam.

Hakim Agama Abd el-Azeim Mohammad Gawad el-Rasafi merestui pernikahan itu. Abd el-Azeim menegaskan bahwa pernikahan itu merupakan peristiwa pertama, seorang wanita Irak menikah dengan serdadu AS yang masuk Islam. Kepada IslamOnline Abd el-Azeim mengatakan, tak satupun agama di dunia, menghalangi pernikahan tersebut. Walaupun begitu sejumlah warga Irak menentang pernikahan antar etnis itu


Jip Hengky Jana P. M.B.A. : Sulit Memahami Doktrin Trinitas


Meski dilahirkan sebagai keturunan Tionghoa yang secara turun-temurun menganut agama Budha, tetapi saya tidak mendalami ajaran agama nenek moyang kami itu. Saya justru lebih paham ajaran gereja. Hal ini bisa dimaklumi, karena masyarakat keturunan Tionghoa sekarang lebih banyak yang meninggalkan agama nenek moyangnya, dan lebih memilih agama Kristen sebagai pegangan hidupnya. Alasannya, karena agama Kristen dianggap lebih ringan pelaksanaan ibadahnya.

Faktor itu pula yang menyebabkan saya lebih banyak bergaul dengan kawan-kawan yang beragama Kristen, baik yang Katolik Roma, Protestan, Pantekosta, Advent, dan sebagainya. Selain itu, faktor pendidikan formal juga sangat mempengaruhi keimanan saya. Saya semakin jauh dari wihara dan klenteng (rumah ibadah orang Tionghoa).

Pendidikan formal saya, sejak TK sampai SMA, saya ialui di lembaga pendidikan Katolik. Sampai usia remaja, meski saya tak pernah dibaptis, tetapi saya sudah merasa sebagai umat Kristen (Katolik) daripada sebagai jemaat wihara (umat Budha).

Saya dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1969 di Semarang, Jawa Tengah. Keluarga saya keturunan Tionghoa yang sukses sebagai pengusaha foto dan percetakan. Seperti umumnya masyarakat keturunan Tionghoa, kedua orang tua saya memeluk agama nenek moyang yang telah dianut turun temurun, yakni agama Budha.

Tidak berbeda dengan keluarga Tionghoa yang lain, dalam hal pendidikan agarna, keluarga saya juga tidak pernah menanamkan keimanan (agama Budha) yang mendalam. lni barangkali sekadar tradisi saja bahwa nenek moyang kami mewariskan kebudayaannya itu kepada keturunannya. Dalam ajaran agama Budha sepertinya tidak ada norma-norma khusus yang mengatur pelaksanaan ibadah. Ya, seperti aliran kepercayaan saja. Sehingga, tidak sedikit orang Tionghoa yang notabene pemeluk agama Budha, tetapi masih meyakini ajaran lain sebagai agamanya, umumnya agama Kristen.

Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, kedua orang tua kami mengharapkan agar saya berhasil dalam hidup dan menjadi teladan bagi kedua adik saya. Sebab itulah, ketika mengijak usia 5 tahun saya dimasukkan ke Taman Kanak Kanak favorit di kota Semarang, yakni TK Kanisius Kebondalem, selama dua tahun. SD dan SMP pun saya tempuh di lembaga yang sama.
Aktivis Gereja

Stammat SMP saya pun melanjutkan studi di SMA Katolik Kebondalem. Lembaga pendidikan ini termasuk paling dibanjiri peminat. Jadi, merupakan gengsi tersendiri bila diterima di sekolah itu. Saat belajar di SMA itulah saya benar-benar menjadi umat Katolik. Bukan lagi sebagai pemeluk Budha.

Kegiatan-kegiatan gereja, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat selalu saya ikuti dengan tekun. Saya tidak peduli, walaupun tidak pernah dibaptis. Bahkan, di sekolah sava termasuk siswa yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan, baik di OSIS (seperti peringatan hari besar agama Kristen) dan juga kegiatan misa di gereja atau kapel sekolah yang rutin diadakan seminggu sekali.

Rupanya, Tuhan berkenan menolong saya dari jalan yang sesat. Beberapa tahun yang lalu setelah saya tamat SMA, saga sering merenung tentang ajaran trinitas yang menjadi landasan pokok iman kristiani. Sava merasa sulit memahami ajaran itu. Teryata banyak sekali kejanggalan yang saya temukan.
Mempelajari Islam

Tuhan Yang Maha Agung membuka pintu hati saya. Di saat saya meragukan kebenaran ajaran trinitas itu, saya seperti ditunjukkan untuk mempelajari Islam sebagai perbandingan. Dan ternyata, masya Allah, luar biasa. Dalam Al-Qur'an dan hadits telah diatur hukum bagi sekalian alam yang benar adanya.

Tidak lama setelah mendalami kandungan Al-Qur'an, saya secara rutin belajar agama (Islam) pada seorang guru ngaji. Masih berstatus sebagai mahasiswa STIE-PPMTT (Pusat Pendidikan Manajemen dan Teknik Terapan), saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahdat beserta seluruh keluarga.

Alhamdulillah, salah satu adik saya, Jip Christianto Jana P, telah tamat dari Pondok Pesantren Modem Gontor, jawa Timur, dan kini kuliah di Akademi Perindustrian Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Sedangkan adik saya yang bungsu, Jip Rudi Jana P., kini rnasih belajar di Pondok Pesantren as-Salam Surakarta.

Sedangkan, saya sendiri setelah menamatkan pendidikan manajemen dan meraih gelar Master of Bussines Administration (M.B.A.), kini berwiraswasta di bidang percetakan. Harapan saya, semoga keluarga kami senantiasa diterangi petunjuk-Nya. Amin.

KDNY : Shalat di Stasiun Menggetarkan Hatiku!

KDNY (Kabar Dari New York):
M. Syamsi Ali : Imam Masjid Islamic Cultural Center of New York
Diiringi gema "Allahu Akbar!", siang itu pria cokelat asal Trinidad itu resmi menjadi Muslim setelah mengucapkan syahadat menjelang shalat Ashar.

Pemuda berkulit cokelat asal Trinidad itu terpana melihat pemandangan di depannya. Mata Dion, yang berusia 26 tahun itu, tak henti-henti mengarah ke sekelompok Muslim yang sedang shalat dengan khusyu'nya di tengah riuh-rendah stasiun kereta di sebuah kota di Belgia. Dion seperti tersambar petir. "Saya nggak tahu, tiba-tiba karena melihat mereka shalat di stasiun hati saya bergetar," katanya.

Seusai mereka shalat, Dion memberanikan diri bertanya, siapa mereka dan apa gerangan yang mereka baru lakukan? Setelah mendapatkan jawaban dari mereka, pemuda yang bekerja sebagai akuntan di Stamford, Connecticut, itu tidak pernah habis berpikir. Ada pikiran yang berkecamuk keras, antara percaya dengan perasaannya sendiri dan apa yang dia kenal selama ini tentang Islam.

Tiga minggu sesudah kejadian itu, Dion bertemu saya di the Islamic Forum for non Muslim New York yang saya asuh. Rambutnya panjang. Gaya berpakaiannya membuatku hampir tidak percaya kalau hatinya begitu lembut menerima hidayah Ilahi. Biasanya ketika menerima pendatang baru di kelas ini, saya mulai menjelaskan dasar-dasar Islam sesuai kebutuhan dan pengetahuan masing-masing peserta. Tapi hari itu, tanpa kusia-siakan kesempatan, saya jelaskan makna shalat dalam kehidupan manusia, khususnya dalam konteks manusia modern yang telah mengalami kekosongan spiritualitas.

Hampir sejam saya jelaskan hal itu kepada Dion dan pendatang baru lainnya. Hampir tidak ada pertanyaan serius, kecuali beberapa yang mempertanyakan tentang jumlah shalat yang menurut mereka terlalu banyak. "Apa lima kali sehari tidak terlalu berat?" tanya seseorang. "Sama sekali tidak. Bagi seorang Muslim, shalat 5 waktu bahkan lebih dari itu adalah rahmat Allah," jawabku. Biasanya saya membandingkan dengan makan, minum, istirahat untuk kebutuhan fisik.

Setelah kelas bubar, Dion ingin berbicara berdua. Biasanya saya tergesa-gesa karena harus mengisi pengajian di salah satu masjid lainnya. "Saya rasa Islam lah yang benar-benar saya butuhkan. Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi Muslim?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

Saya diam sejenak, lalu saya bilang, "Saya bukannya mau menunda jika kamu benar-benar yakin bahwa ini jalan yang benar untuk kamu. Tapi coba pastikan, apakah keputusan ini datang dari dalam dirimu sendiri."

Dengan bersemangat Dion kemudian menjawab, "Sejak dua minggu lalu, saya mencari-cari jalan untuk mengikuti agama ini. Beruntung saya kesini hari ini. Kasih tahu saya harus ngapain?" katanya lagi.

Alhamdulillah, siang itu juga Dion resmi menjadi Muslim setelah mengucapkan syahadat menjelang shalat Ashar. Diiringi gema "Allahu Akbar!" dia menerima ucapan selamat dari ratusan jama'ah yang shalat Ashar di Islamic Center of New York.

Sabtu lalu, 8 April, Dion termasuk salah seorang peserta yang mengikuti ceramah saya di Yale University dengan tema "Islam, Freedom and Democracy in Contemporary Indonesia". Pada kesempatan itu saya perkenalkan dia kepada masyarakat Muslim yang ada di Connecticut, khususnya Stamford. Sayang, belum ada tempat di daerahnya di mana dia bisa mendalami Islam lebih jauh. Hingga kini, dia masih bolak balik Stamford-New York yang memakan waktu sekitar 1 jam, untuk belajar Islam.

Semoga Dion dikuatkan dan selalu dijaga dalam lindunganNya!

Frans Emile : Merasa Tenang Setelah Melakukan Salat

FRANS Emile (42) lahir di Manado 27 November 1963. Sudah sejak lama Frans berkeinginan untuk masuk agama Islam. Niatan itu timbul sejak Frans duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama. Ketertarikan itu setelah ia melihat sosok kakaknya yang memeluk Islam terlebih dulu. "Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kakak salat, sepertinya kakak saya bahagia setelah masuk Islam. Saya jadi tertarik untuk mengikuti jejak kakak," ungkap Frans kepada NURANI dr Perum Mentan Sejahtera Blok AU No. 47 Candi, Sidoarjo.

Semakin hari, batin suami dan Endah ini terus bergolak. Semakin hari, keinginan itu semakin mantap. Tetapi ia sama sekali tak berdaya. la hanya bisa menahan diri dan belum berani untuk pindah agama karena takut diusir dari rumah. "Saya pasti diusir seperti kakak saya," tutur Frans.
MELIHAT KAKAK SALAT

Ayah Lisa dan Alfan yang berprofesi sebagai driver di Maspion ini sadar bahwa akan ada risiko yang cukup besar yang besar apabila mengikuti jejak sang kakak. Risiko itu adalah diusir dari rumah. Pertentangan antara keinginan untuk masuk Islam dan ketakutan akan risiko yang akan ditanggungnya telah membuat kegelisahan yang teramat dalam di hati Frans.

Satu pertanyaan yang ada pada diri Frans, kapan kesempatan ia bisa masuk Islam itu datang kepadanya? Tetapi ia yakin bahwa untuk menuju jalan yang baik, risiko pasti ada dan risiko itu akan dihadapinya dengan ketabahan dan ikhlas.

Pernah di suatu saat hatinya sangat terharu ketika ia diam-diam memperhatikan sang kakak salat. Keharuan itu telah membimbingnya mengambil air wudu meski tidak tahu harus membaca apa tapi ia meniru tetap melakukan wudu dan melakukan salat layaknya orang muslim.

"Kejadian itu menjadi pertanyaan dalam diri saya, mengapa saya melakukan ini? Atau inikah petunjuk dari Allah agar saya menjadi seorang muslim?" tutur Frans mengenang beberapa tahun yang lalu.


MASUK ISLAM

Sejak itu ia belajar Islam secara sembunyi-sembunyi. Takut diketahui orang tuanya yang beragama lain. la belajar juga dengan kakaknya, tetapi tanpa diketahui orang tuanya. la selalu bertanya tentang Islam kepada teman-teman yang muslim dan meminta gambaran yang jelas.

Anehnya, setelah selesai melakukan ibadah salat seperti itu, Frans memperoleh ketenangan hati. "Memang, saat itu hati saya sedang gundah karena didesak oleh keadaan dan persoalan yang membelit, tapi alhamdulillah dengan salat ada ketenangan di hati saya sehingga saya lebih bisa inenghadapi kenyatan hidup," ungkap Frans.

Untuk selanjutnya saya ikuti saja bagaimana seorang rnuslim salat. Akhirnya, dengan segenap ketulusan hati, Frans memantapkan niatnya untuk menjadi seorang muslim. la menyatakan siap masuk Islam dengan segala risikonya, termasuk jika diketahui orang tuanya dan ia diusir dari rumah.

Setelah masuk Islam dan mengikrarkan diri di Masjid Cheng Hoo Surabaya rasa takut yang dulu menggelayuti pikirannya hilang berganti ketenangan. "Saya heran, mungkin itulah perubahan hidup setelah saya masuk Islam. "Saya merasakan kesabaran yang ada dalam hati saya bertambah dan memang Islam itu sangat cocok pada diri saya sehingga saya bisa menikmati arti hidup ini," ujarnya.
DIUSIR DARI RUMAH

Apa yang dicari Frans dalam Islam? Frans sendiri mengakui bahwa dirinya hanya ingin menjadi seorang muslim dalam arti yang sebenarnya. "Mempelajari Islam secara mendalam sehingga bisa merasakan hidup bahagia dalam keislaman adalah tujuan saya," ungkap Frans.

Akhirnya, secara terbuka ia menyarnpaikan maksudnya untuk masuk Islam kepada kedua orang tua. Mendengar pemaparan Frans, kedua orangtuanya sangat marah dan ia diusir dan rumah. "Kalau kamu masih bersikeras dengan keputusanmu itu, silakan kamu angkat kaki dari rumah ini dan jangan panggil aku ayah lagi!" papar Frans

Mendengar perkataan ayahnya yang kasar itu, Frans meneteskan air mata kesedihan. Hati siapa yang tidak sedih ketika ia harus berpisah secara tidak baik dengan kedua orangtuanya yang telah membesarkan dan memberinya kasih sayang selama ini. "Ini merupakan keputusan saya memeluk Islam yang sangat saya yakini kebenarannya," ungkap Frans.

Sekarang orang tua Frans merasa kehilangan dua orang anak lelakinya yang diusir dari rumah lantaran pindah agama. Lama kelamaan orang tuanya menyadari akan suatu kenyataan yang tak bisa dibantah. "Alhamdulillah bahwa orang tua saya kini menyadarinya dan tetap mengakuinya sebagai anak serta tetap melakukan silaturahim, " ujarnya.

Drs Wachid Rasyid Lasiman (d/h Willibrordus Romanus Lasiman) : Apa Agama Yesus?


Ketika beragama Katolik, Lasiman bernama babtis Willibrordus, ditambah nama baptis penguatan (kader) Romanus. Jadilah ia dikenal sebagai Willibrordus Romanus Lasiman. Lasiman atau akrab dipanggil Pak Willi. Kegelisahan demi kegelisahan menyerang keyakinannya. Akhirnya ia pun berkelana dari Katolik ke Kristen Baptis, lalu pindah ke Kebatinan Pangestu (Ngestu Tunggil), mendalami kitab Sasongko Jati, Sabdo Kudus, dan lainnya. Ia juga terjun ke perdukunan dan menguasai berbagai kitab primbon dan ajian. Tujuannya satu, mencari dan menemukan kebenaran hakiki.

Ketika bertugas sebagai misionaris di Garut, Allah mempertemukannya dengan prof Dr Anwar Musaddad, berdiskusi tentang agama. Diskusi inilah yang menuntunnya pada Islam. Allah memberikan hidayah ketika ia berusia 25 tahun. Lalu, Willi pulang ke Yogya dan berdiskusi dengan Drs Muhammad Daim dari UGM. Akhirnya, 15 April 1980, Willi berikrar dua kalimat syahadat, masuk dalam dekapan Islam dengan nama Wahid Rasyid Lasiman. Sejak itu, Willi tekun mengkaji Islam di pesantren. Dari pesantren inilah, Ia menjadi ustadz yang rajin berdakwah dari kampung k kampung di Sleman, Yogyakarta, hingga pelosok kampung di kaki Gunung Merapi.

Untuk memenuhi nafkah keluarganya, Willi mengajar di sebuah SMP Negeri di kota Gudeg. Sedangkan ilmu Kristologi yang dimilikinya sejak jadi misionaris, membuatnya menjadi rujukan jamaah untuk bertanya tentang perbandingan Islam dan Kristen. Ustadz Wahid alias pak Willi, adalah mubaligh tangguh yang mahir dalam Kristologi.

Untuk memuluskan dakwahnya, Willi menyusun buku-buku dan VCD untuk kalangan sendiri, berisi kisah nyata perjalanan rohaninya. Hal ini membuat agama lain cemburu pada dakwahnya yang agresif. Tabloid Sabda, media milik Katolik di Jakarta, pernah menyorot Willi di rubrik utama dengan judul cover "Gereja katolik Kembali Difitnah Mantan Misionaris Willibrordus Romanus Lasiman (Ustadz Drs Wachid Rasyid Lasiman)".

Yang dimaksud Sabda adalah uraian Pak Willi dalam buku Yesus Beragama Islam. Dalam bukunya itu, Willi menyatakan, Yesus sebenarnya bukan beragama Kristen atau katolik, melainkan seorang Muslim. Pemred Tabloid Sabda, Peter, menulis artikel berjudul "Kok berani-beraninya Ustadz Wachid Rasyid Lasiman Meng-Islamkan Yesus".

Kemarahan Peter dalam tulisannya ini, tampak nyata. Sang Pemred ini menggunakan kata-kata kasar dengan menyebut Willi sebagai orang "ngawur, konyol, naif, melancarkan fitnah dan lainnya. Sementara, di akhir tulisan, Peter mengimbau pembacanya, "Bagi umat Kristian, menghadapi fenomena seperti ini sebaiknya dengan kepala dingin saja. Tidak usah emosi karena tidak ada manfaatnya sama sekali."

Sementara itu, dalam menghakimi pendapat Willi, peter menulis, "Kalaupun diperbolehkan menyebutkan Yesus itu agamanya Apa? Maka tentu lebih masuk akal mengatakan Yesus beragama Katolik atau Kristen daripada mengatakan Yesus beragama Islam. Tapi, Yesus sesungguhnya bukan pengikut atau penganut agama Kristen Katolik atau Kristen Protestan, melainkan dialah Kristus sang juru selamat manusia dan dunia. Itulah iman orang Kristen," (hlm 4).

Jadi, apa agama Yesus? pertanyaan ini sering menjadi bahan diskusi yang hangat dan menarik. Jika dijawab Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia, maka dia tak perlu agama dan tak beragama. Maka, pernyataan ini bisa dipahami bahwa Yesus tak beragama, artinya Yesus itu ateis. Menurut Yossy Rorimpadel, dari Sekolah Tinggi Teologi "Apostolos", Yesus itu beragama Yahudi. Lalu, mengapa pengikutnya tak beragama Yahudi?

Jika Yesus beragama Katolik, mana dalilnya? kapan Yesus memproklamirkan dirinya beragama Katolik? Jika dinyatakan, Yesus beragama Kristen Protestan, lebih tidak masuk akal lagi, Sebab, Protestan lahir pada abad ke-16, saat bergulirnya pergerakan Reformasi gereja yang dimotori oleh Martin Luther dan John Calvin.

Pendeta Yosias Leindert Lengkong dalam buku Bila Mereka Mengatakan Yesus Bukan Tuhan menyebutkan, istilah "Kristen" muncul di Antiokhia pada 41 Masehi. Dan, yang mengucapkan kata "Kristen" atau "Kristianos" bukan murid Yesus atau orang terpercaya, tapi justru orang-orang luar (hlm.77). Pendapat ini cukup beralasan, karena dalam Alkitab, Yesus tak pernah bersinggungan dengan kata "Kristen".

Kata ini, muncul pertama kali di Antiokhia setelah Yesus tidak ada. (Lihat Kisah Para Rasul 11:26). Jelaslah, Yesus tak beragama Kristen, baik Katolik maupun Protestan. Riwayat penyebutan "Kristen" tidak mempunyai asal-usul dan persetujuan dari Yesus. Label dan penamaan Kristen diberikan pada pengikut (agama) Yesus, setelah bertahun-tahun Yesus tidak ada.

Tudingan Peter bahwa Willi "meng-Islamkan" Yesus pun tidak tepat. Karena, yang menyatakan Nabi Isa beragama Islam itu bukan Pak Willi alias Ustadz Wachid, melainkan Allah SWT sendiri. Dalam al-Qur'an disebutkan, satu-satunya agama yang diridhai Allah hanyalah ISlam (QS Ali Imran: 19,85,102). Karenanya, semua Nabi beragama Islam dan pengikutnya disebut muslim (QS Ali Imran:84). Islam telah diajarkan oleh paran Nabi terdahulu (QS al-Hajj:78). karena Isa Almasih adalah Nabi Allah, maka dia dan pengikutnya (Hawariyyun) pub beragama Islam (QS al-Maidah:111, Ali Imran :52).

Semua Nabi beragama dan berakidah sama, yakni Islam. Perbedaan mereka hanya pada syariatnya (QS al-Hajj:67-68). Rasulullah saw bersabda: "Aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa putra Maryam di dunia dan akhirat. Dan semua Nabi itu bersaudara karena seketurunan, ibunya berlainan sedang agamanya satu (ummahatuhum syattaa wa dinuhum wahid)," (HR Bukhari dari Abu Hurairah ra).

Islam tak mengklaim sebagai agama baru yang dibawa Nabi muhammad ke Jazirah Arabia, melainkan sebagai pengungkapan kembali dalam bentuknya yang terakhir dari agama Allah SWT yang sesungguhnya, sebagaimana ia telah diturunkan pada Adam dan Nabi-nabi berikutnya.

Satu-satunya kitab suci di dunia yang mengungkapkan agama Yesus, hanya al-Qur'an. Al-Qur'an menyebutkan, Nabi Isa sebagai Muslim, sedangkan Bibel tidak menyebutkan Yesus beragama Kristen atau Yahudi. Kok, berani-beraninya Peter menuduh Willi ngawur. Lalu, mengatakan lebih masuk akal, jika Yesus beragama katolik atau Kristen daripada Yesus beragama Islam. (sabili/al-islahonline.com)
________________________________________

Dari Pesantren ke Pesnatren : PP AL HAWAARIYYUN, Terapkan Diklat Sistem Paket

PONDOK pesantren selama ini identik dengan tempat pendidikan agama Islam dan para santri mondok di lingkungan pesantren. Di Ponpes Al Hawaariyyun, kelaziman tersebut ternyata tidak terjadi. “Kami menerapkan pendidikan kilat sistem paket. Peserta dikelompokkan dalam satu paket dan pelajaran diberikan dengan metode singkat,” kata ustadz Drs H Willibrordus Romanus Lasiman, pengasuh PP Al Hawaariyyun.

Tujuan utama dari pesantren ini adalah membentuk sikap dan wawasan dasar tentang Islam, serta menanamkan ajaran agar santri tidak terpengaruh untuk masuk ajaran agama lain. Misi tersebut sebenarnya sangat berat. Rasanya tidak mungkin diberikan dalam waktu singkat. Namun, karena ustadz Willi sebelum menganut Islam dan kemudian mendirikan pesantren adalah penganut agama lain, sehingga dia mempunyai strategi penguatan aqidah Islam yang praktis dan efektif.

“Cukup dengan pertemuan intensif selama sepuluh jam, saya bisa meyakinkan dan menguatkan kepercayaan santri akan kebenaran ajaran Islam. Tetapi, tidak sedikit santri kurang puas hanya bertatap muka sepuluh jam. Sehingga, rata-rata proses diklat berlangsung tiga hari,” tambah Willi yang setelah menganut Islam bernama H Wakhid Rosyid Lasiman ini.

Selama diklat, rombongan santri tinggal di komplek pesantren yang terletak di dusun Cakran Wukirsari Cangkringan Sleman. Jumlah peserta per paket sangat variatif. Dua santri pun dilayani. Tapi, rata-rata tiga puluh orang. Tingkat usia dan pendidikan tidak menjadi soal. Kebanyakan, santri diklat berasal dari luar daerah, seperti Magelang, Surabaya, Bogor dan Jakarta.

Justru santri dari lingkungan sekitar pesantren jumlahnya minim. Mungkin, mereka belum terbiasa dengan sistem pendidikan kilat. Namun bukan berarti masyarakat sekitar tidak peduli dengan keberadaan Al Hawaariyyun. “Setiap kami menyelenggarakan kegiatan, masyarakat selalu berpartisipasi. Termasuk ketika membangun gedung pesantren,” katanya lagi.

Beberapa santri Al Hawaariyyun merupakan penganut Islam baru. Ini barangkali dilatarbelakangi perjalanan sang ustadz yang sebelumnya non muslim.

Tidak ada semacam standar biaya diklat. Santri diminta untuk menghitung, apa saja yang menjadi kebutuhannya selama diklat. Misalnya kebutuhan konsumsi. Mereka boleh memasak sendiri atau menyerahkan ke pengelola pesantren. Lalu jika santri ada kelebihan dana, boleh berinfak untuk membantu membayar rekening listrik. “Tidak ada ketentuan untuk honorarium ustadz,” aku guru SMP 15 Yogya ini.

Biaya operasional pondok termasuk pembangunan gedung, sebagian besar diambilkan dari hasil penjualan buku karya Willi. Setelah masuk Islam, ia berhasil menerbitkan empat buku. Juga, sebagian gaji Willi dan isterinya sebagai pegawai negeri serta uang transpor yang diperoleh jika berceramah ke luar kota, disumbangkan untuk mendanai operasionalisasi pesantren.

Pesantren ini didirikan sekitar tahun 1987. Berarti tujuh tahun setelah Willi mendalami Islam dan sempat nyantri ke beberapa kiai dan PP Jaga Satru, Cirebon asuhan KH Ayib Muhammad. Selain menyelenggarakan diklat, Al Hawwariyyun juga mengkoordinir penyaluran zakat dan hewan kurban di wilayah Kaki Merapi. Juga, mengkoordinir kegiatan 15 Taman Pendidikan Al Qur’an.

Metode pendidikannya dengan ceramah, diskusi dan latihan memecahkan masalah melalui metode taktis dan praktis. Selama pertemuan, dibiasakan metode dialogis.

Jumlah santri peserta diklat telah mencapai angka ribuan orang. Selain menyelenggarakan pendidikan di lingkungan pondok, pesantren ini juga sering menggelar diklat di luar pondok. Bahkan ke luar kota, seperti Bogor dan Jakarta. “Tidak sedikit pula sekelompok masyarakat mengundang kami datang ke rumah salah satu peserta dan proses diklat dilangsungkan di sana,” tambahnya.

Willi mengaku, sebelum menganut Islam, dia seorang petualang agama. Pernah dibaptis, beberapa kali mengikuti aliran kepercayaan serta nyantrik ke dukun untuk meguru ilmu kanuragan sudah tidak terhitung. “Dari petualangan itu, saya hanya mendapat kehampaan. Tidak ada ketenangan, bahkan yang ada hanya rasa cemas dan takut. Tapi, setelah mendalami Islam, hidup ini jadi tenang dan indah!” tuturnya


Mualaf Latin di Amerika


Perasaan aneh dulu selalu dirasakan Jackie Avelar setiap kali terbangun saat subuh. Jam beker bersuarakan adzan lima kali sehari semalam, yang selalu membangunkannya dari tidur, tergeletak di satu pojokan ranjang.

Di pojok lain, sebentuk patung kecil Bunda Maria berlingkarkan rosario, lembut menatapnya. Sebagai seorang muslimah, sudah lama Jackie ingin menyingkirkan patung tersebut. Tapi dengan darah latin yang mengalir di tubuhnya, itu tak mungkin ia lakukan. Ayahnya, seorang penganut Katolik yang taat asal El Salvador, menginginkan patung itu tetap berada di sana. ''Saya merasa harus menghormati beliau,'' kata Jackie. Akhirnya, Jackie menemukan sendiri jalan tengah yang dirasanya nyaman: patung itu ditutupnya dengan foto keluarga besarnya.

Hingga kini, wanita 31 tahun itu mengaku masih harus berjuang dengan banyak hal. Berjuang menemukan keseimbangan dalam keluarga, berupaya nyaman berhadapan dengan dunia luar. Bahkan terus melawan dirinya sendiri.

Wajar saja, sebelumnya, Jackie tumbuh sebagai 'gadis pantai yang ceria'. Mengenakan tank-top layaknya gadis-gadis muda, saling menyentuh dengan lawan jenis dalam irama salsa yang panas. Kini, Jackie Avelar adalah tipikal seorang muslimah 'konservatif' yang memilih berbusana muslim dan menghindari pergaulan terbuka dengan laki-laki.

Jackie adalah muslim pertama di keluarga besar yang tak pernah mengenal agama selain Katolik itu. Perjalanan keluar dari negeri asal, yang membuat Jackie, juga ribuan imigran Amerika Latin lainnya, menemukan agama yang mereka rasakan cocok. Beberapa ratus diantaranya bertempat tinggal di wilayah Washington. Lainnya tersebar di seluruh Amerika.

Jumlah persisnya? Tak bisa dipastikan, tetapi diperkirakan antara 40 ribu hingga 70 ribu jiwa. Diduga, proses peralihan agama itu dipermudah dengan maraknya beredar Al Qur'an berbahasa Spanyol, majalah-majalah ke-Islaman, serta website. Tetapi, dengan memeluk agama baru itu, para imigran Latin tersebut langsung harus menghadapi perjuangan baru -- diskriminasi terhadap muslim, apalagi setelah peristiwa 11 September. ''Kadang timbul perasaan seolah mengkhianati jati diri, seolah meninggalkan keluarga besar,'' kata Jackie, perempuan bertubuh kecil, bersuara lembut, dengan muka bulat itu.

Para mualaf itu datang dari seantero Amerika Latin. Mereka umumnya beralasan, dalam Islam mereka menemukan kesalehan dan kesederhanaan yang tidak ditemukan dalam Katolikisme. Selain itu, sebagaimana keterikatan yang kuat dalam budaya Latin, Islam menekankan pentingnya keluarga. ''Hal itulah yang membuat para mualaf itu gampang beradaptasi,'' kata Jackie.

Sebagian lainnya termotivasi akibat perasaan terasing sebagai imigran di negeri orang. Apalagi umumnya para wanita Latin itu merasa betapa budaya barat -- termasuk budaya yang membesarkan mereka, begitu masokis. Lain lagi dengan Priscilla Martinez. Peralihan agama yang dialami generasi ketiga imigran asal Meksiko itu diawali dengan pertanyaan.

Dibesarkan di Texas, bukan sekali dua Martinez bertanya kepada para pastur tentang kepercayaan Trinitas -- Allah Bapa, Anak, dan Ruh Kudus -- dalam Katolikisme. Menurut pengakuannya, jawaban apapun yang diberikan para pendeta itu tidak pernah memuaskannya.

Pertanyaan itu kemudian berkembang, hingga akhirnya, ''Saya merasa tak punya hubungan apapun dengan Tuhan,'' kata Martinez, yang kini tinggal di Ashburn, bersama suami dan anak-anak mereka. Perkenalan Martinez dengan Islam sendiri berawal saat ia kuliah di University of Texas. Bermula dari kursus tentang sejarah Timur Tengah, dilanjutkan dengan aneka kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan para mahasiswa muslim di universitas tersebut, pada akhir tahun pertamanya itu Martinez langsung mengucap syahadat. Dan itulah awal perjuangannya. Saat memberitahu keluarga yang merasa aneh dengan tingkah laku dan pakaian yang dikenakannya, kontan Martinez diancam dengan dua pilihan. Atau tinggalkan Islam dan kembali memeluk agama keluarga, atau pergi dari rumah. Martinez memilih meninggalkan rumah.

''Persoalannya lebih kepada budaya,'' kata Martinez, mengenang. ''Mereka merasa asing dengan saya, apalagi ketika tahu bahwa saya tak pernah lagi datang ke gereja.'' Ia sendiri kini merasa tenteram dalam keluarganya. Hanya satu hal dari dunianya yang lama yang masih membuatnya kehilangan -- berenang. Tetapi tidak sepenuhnya, karena saat ini pun Martinez mengaku masih bisa berenang dalam kolam renang di rumahnya sendiri. Atau kalaupun di luar rumah, sebelumnya ia memastikan bahwa temannya berenang semuanya wanita di sebuah kolam renang yang tertutup.

Keinginan untuk lebih dekat dengan pencipta, membuat Margareth Ellis berganti keyakinan. Menurut Ellis, di Panama, negara asalnya, Katolikisme yang berkembang, jauh dari religius. ''Padahal saya ingin memiliki hubungan yang dalam dengan Tuhan,'' kata Ellis. Tidak hanya itu, di AS, Ellis merasa terkucil. Sebagai wanita latin berkulit hitam, ia merasa warga Afro-Amerika pun tidak sepenuhnya bisa menerimanya. ''Saat saya berinteraksi dengan komunitas muslim, saya justru merasa nyaman. Mereka umumnya tak mempersoalkan darimana asal Anda, apa warna kulit Anda,'' kata Ellis yang kini mengubah nama menjadi Farhahnaz Ellis.

Sempat juga setelah Elllis berganti agama, bibinya sempat bertanya, ''Bagaimana mungkin kamu dapat meninggalkan kepercayaan ibu-bapakmu?'' Ellis tidak merasa perlu menjawab. Dengan beralih agama, kini identitasnya sebagai orang Latin --sebagaimana mualaf latin lainnya --tak nampak sudah. Pernah suatu saat Ellis yang berpakaian hijab, melintasi dua orang wanita latin di pusat kota. Kontan kedua wanita itu berkata keras dalam bahasa Spanyol, mengatai dirinya. ''Lihat,'' kata mereka, ''Wanita itu sinting, betapa panasnya.'' Tentu saja, Ellis yang berperawakan tinggi langsing, langsung menemui mereka dan membalas dengan bahasa Spanyol. ''Mereka langsung pergi,'' kata Ellis.

Ada berkah lain yang dialami Jackie begitu dirinya masuk Islam. Sebelumnya, Jackie selalu saja digoda pria-pria pekerja kasar, manakala lewat melintasi mereka. ''Oy, mamacita!'' teriak mereka, sambil bersiul. Setelah masuk Islam dan mengenakan hijab, hal itu tak pernah lagi ia temui. ''Mereka kini diam, Alhamdulillah,'' kata Jackie. Menurut para mualaf itu, tantangan terbesar sebenarnya keluarga. ''Saya baru berani memberi tahu ayah setelah dua bulan berganti kepercayaan,'' kata Jackie. Memang, saat itu ayahnya masih mencoba memengaruhinya untuk kembali. Namun ia segera sadar, putrinya telah memiliki tekad yang kuat untuk berubah.



Mei Lan (Intan Nur Sari) : Bermimpi Membaca Al-Qur'an

Sejak kecil saya bagaikan hidup di dua muara. Papa dan sanak keluarganya beragama Budha Konghucu. Sedangkan, dari pihak keluarga mama beragama Kristen Protestan. Mama sendiri, miskipun rajin ke gereja, tetapi di KTP-nya beragama Budha Konghucu. Barangkali atau mungkin sebagai istri orang Tionghoa, mama harus ikut agama suami.

Saya sendiri, sejak kelas V SD mulai aktif ikut kebaktian di gereja yang terletak di sekitar Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Hal itu saya lakukan karena dorongan mendiang oma (nenek dari pihak mama). Beliau amat khusyu menjalani kehidupannya sebagai seorang Kristen yang saleh. Amat berbeda dengan kehidupan keluarga besar papa. Mereka, meskipun beragama Budha, namun tampak kurang begitu mempedulikan agamanya. Dalam lingkungan kelurga yang seperti itulah, saya dan adik saya, Grace, dibesarkan. Yang mengherankan, adik saya itu sejak kecil tidak pemah mau diajak ke gereja. Bahkan, ia memiliki kitab suci Al-Qur'an terjemahan terbitan Departemen Agama RI. Sebab itulah, is paling dibenci oleh pihak keluarga mama.

Setelah remaja, saya aktif di Gembala Remaja (organisasi remaja gereja) daerah Gunung Sahari. Sebetulnya, itu hanya sekadar untuk mengisi waktu saja, di samping karena ajakan keluarga mama. Kurang lebih 3 tahun saya aktif di organisasi itu. Setiap minggu saya selalu mengikuti Pembacaan Alkitab. Sedangkan, pada selasa sore saya mengikuti Perkabaran Injil, semacam diskusi atau debat tentang berbagai masalah keagamaan.

Karena aktivitas saya itu, pada pertengahan tahun 1989 saya termasuk di antara 10 orang jemaat yang ikut dibaptis. Sebetulnya pada waktu itu saya tidak siap untuk dibaptis, karena sampai sejauh itu hati kecil saya masih belum meyakini kebenaran Kristen. Dalam acara debat yang sering diadakan untuk Gembala Remaja, saya sering menunjukkan beberapa kejanggalan yang saya jumpai dalam Alkitab (Injil). Terutama yang menyangkut kisah dan sejarah.
Meninggalkan Gereja

Seiring dengan hasrat saya untuk mencari kabenaran, maka ketika duduk di kelas II SMP, saya mulai rutin mengikuti pelajaran agama (Islam) di kelas, meskipun guru agama pada waktu itu membebaskan siswa non-muslim untuk tidak mengikutinya. Kebiasaan itu terus saya lanjutkan sampai saya bersekolah di sebuah SMEA swasta di Jakarta Utara. Saya mulai membandingkan beberapa hal antara Islam dan Kristen. Waktu itu, dengan nalar yang masih sederhana saya menyimpulkanbahwa Kristen dan Islam sebagai sesuatu yang "serupa tapi tak sama".

Mungkin kesimpulan itu tidak tepat. Tetapi begitulah, saya melihat ada beberapa kesamaan, misalnya tentang sejarah nabi-nabi. Dalam Injil terdapat kisah para rasul. Begitupun dalam Al-Qur'an. Kebetulan pada saat yang bersamaan materi pelajaran yang saya terima di gereja dan di sekolah hampir lama, yakni pembahasan tentang sejarah nabi. Bedanya, di gereja menurut versi Injil, sedangkan di sekolah versi AlQur'an. Sehingga, jika guru agama di sekolah melempar pertanyaan, saya sering menjawabnya. Tentu saja, itu membuat kawan-kawan saya heran.

Tetapi, ada sesuatu yang sangat mendasar yang membedakan antara Kristen dan Islam, yaitu konsep ketuhanannya. Kristen menjabarkan pengertiaan keesaan Tuhan pada konsep Trinitas. Terus terang, ini sesuatu yang amat rumit untuk dijelaskan.

Bagaimana mungkin menjelaskan wujud Tuhan Yang Esa dalam tiga oknum yang terpisah (Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus). Sedangkan, Islam memiliki konsep ketuhanan yang amat sederhana, tetapi jelas dan tegas. Tauhid sebagai konsep ketuhanan kaum muslimin menegaskan bahwa Allah adalah Esa. la tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan. Dan, tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya.

Penjelasan konsep tauhid oleh guru agama di SMEA tempat saya sekolah itu, menurut saya lebih masuk akal ketimbang penjelasan konsep trinitas yang disampaikan pendeta di gereja. Sejak itu saya menjadi malas pergi ke gereja. Itu terjadi pertengahan 1990, tidak lama setelah oma yang saya cintai meninggal dunia. Terus terang, saya semakin rajin ke gereja karena dorongan beliau. Dan setelah beliau wafat, rasanya tidak ada lagi ikatan batin yang menghubungkan saya dengan gereja.

Setelah itu, saya menarik diri dari semua kegiatan gereja. Mama pun, karena faktor kesehatannya mulai jarang mengikuti kebaktian. Dalam kondisi seperti itu, saya lebih banyak berdiam diri di rumah. Pada suatu hari, teman main saya memperkenalkan saya dengan seorang pemuda. Nama-nya Harris. Dari wajahnya saya menduga ia peranakan Tionghoa.
Mimpi Membaca Al-Qur'an

Kurang lebih seminggu setelah perkenalan dengan Harris, saya bermimpi didatangi seorang tua yang berjubah putih. Dalam mimpi itu saya mengenakan jilbab (kerudung panjang yang menutupi leher dan dada), sedangkan Harris, mengenakan kopiah hitam. Kami duduk bersila berdampingan. Tanpa berbicara sepatah pun, orang tua berjubah itu pun memberikan saga sebuah buku yang ternyata adalah Kitab Suci AlQur'an. Dengan bahasa isyarat ia menyuruh saya untuk membacanya. Aneh, ternyata saya begitu lancar membacanya. Saya terus membaca, sampai akhirnya saya terjaga dari tidur. Hari masih gelap, karena belum masuk waktu subuh.

Saya tersentak kaget. Mimpi itu begitu aneh. Bagaimana mungkin saya dapat begitu lancar membaca Al-Qur'an? Semula saya tidak ingin menceritakan mimpi itu kepada siapa pun. Tetapi setelah beberapa hari, hati ini amat resah. Saya tidak tahan untuk berdiam diri. Akhirnya, saya ceritakanlah mimpi saya itu kepada seorang tetangga sebelah runah.

Tanpa saya duga ia mengatakan bahwa dalam waktu yang tidak begitu lama saya akan masuk Islam. "Apa iya?" kata saya dalam hati. Sedangkan, saya belum punya niat untuk masuk Islam. Selama beberapa hari saya dilanda kebimbangan. Beberapa hari kemudian Harris datang bertandang. Saya iebih banyak berdiam diri. Akhirnya, ia menanyakan apakah saya masih sering ke gereja. Saya menjawab saja sekenanya kalau saya lagi malas ke gereja. Lalu, tanpa saya duga ia menyarankan agar saya masuk Islam saja.

Tentu saja saya amat heran. "Lho, kamu kan Kristen, kok menyarankan saya masuk Islam?" tanya saya tidak percaya. Justru ia yang kaget. "Siapa bilang saya Kristen, saya Islam kok?" katanya sambil mengeluarkan KTP-nya. Baru pada malam itu saya mengetahui kalau Harris yang saya sangka peranakan Tionghoa itu, ternyata orang Jawa, dan beragama Islam. Habis wajahnya mirip orang Cina, sih.

Saya merasa antara mimpi dan saran Harris merupakan suatu mata rantai petunjuk dari Yang Maha kuasa. Akhirnya, saya ceritakanlah mimpi aneh itu kepada Harris. Ternyata, komentar Harris sama dengan komentar tetangga tadi. Seminggu setelah itu, usai pelajaran agama di sekolah, langsung saya utarakan niat saya kepada bapak guru agama bahwa saya ingin masuk Islam. Harris pun saya beritahu. la pun banyak membantu mengurus proses keislaman saya di KUA (Kantor Urusan Agama).

Mama sebagai orang yang paling dekat dengan saya, tentu saja saya beritahu. Mama tidak keberatan. la bahkan menasihati saya setelah menjadi orang Islam agar benar-benar melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Sebab, menurut mama, orang memilih suatu agama bukan untuk main-main. Tetapi kepada papa, saya memang sengaja tidak memberitahu.

Singkat cerita, pada hari Kamis pertengahan Agustus 1992, bertempat di kantor KUA Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, saya berdua dengan adik saya, Grace, mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan disaksikan bapak guru agama SMEA Yanindo, Pak Syaiful (Pengurus Masjid An-Nur Ancol), beberapa orang kawan sekolah, dan tentunya Harris yang sekarang menjadi "teman dekat" saya.

Kini, setelah menjadi muslimah saya mempunyai nama hijrah Intan Nur Sari. Sekarang ini saya sedang mengikuti bimbingan membaca A1-Qur'an di TPA Masjid An-Nur Ancol, Jakarta Utara. Mohon doa dari ikhwan/akhwat seiman di tanah air agar saya dan adik saya diberikan kekuatan iman dan Islam dalam mempertahankan keyakinan kami ini.



Jung Li Fung (Suryani), Menemukan Kebahagiaan dalam Islam

Nama saya Jung Li Fung, itu nama yang diberikan papa saya, Jung Se Hin alias Kartono, WNI keturunan Cina yang lahir di Ketapang. Sedangkan, mama saya berdarah campuran Cina-Dayak, dari pedalaman Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Saya sendiri lahir pada 17 Agustus 1973, sebagai anak tertua dari 6 bersaudara.

Kami dibesarkan di Desa Nanga, Sepauk, dari keluarga yang masih teguh memegang tradisi leluhur, Konghucu. Meskipun begitu, saya dan adik-adik sempat terombang ambing dalam keyakinan yang tidak menentu. Walaupun papa dan mama mengaku beragama Kristen Katolik, tetapi mereka tidak pernah mengarahkan kami, anak-anaknya, untuk menjadi domba Yesus yang baik.

Sewaktu duduk di bangku SMP, saya mulai aktif mengikuti kegiatan keagamaan, baik di sekolah maupun di gereja. Meskipun begitu, teman-teman akrab saya baik di tempat tinggal maupun di sekolah, justru lebih banyak yang beragama Islam. Kebetulan, lingkungan masyarakat tempat tinggal kami mayoritas orang muslim.

Meskipun WNI keturunan Cina juga banyak tinggal di daerah ini, tetapi mereka seperti enggan berbaur dengan pribumi. Keadaan seperti inilah yang mulai mempengaruhi jalan pikiran saya. Saya sering melontarkan kritik kepada teman-teman sesama WNI keturunan. "Mengapa kita masih berkiblat kepada tanah leluhur, sedangkan kita sudah beragama Katolik," tegas saya.

Masa remaja saya berjalan wajar dan kerena pendirian saya itu, saya lebih suka bergaul dengan remaja pribumi. Dari merekalah saya banyak mengetahui seluk-beluk adat istiadat penduduk pribumi. Termasuk agama Islam sebagai agama yang dianut mereka.

Dan, ketika duduk di SMP itu pula saya berkenalan dengan seorang pemuda yang bekerja di toko pakaian jadi. la berasal dari Pasaman, Sumatra Barat, dan lama bermukim di Sintang. Namanya Tasriful. Meskipun usianya terpaut jauh dengan usia saya, tetapi pembawaannya yang ramah dan harmonis telah mempertautkan jiwa kami berdua dalam ikatan batin yang sulit saya lukiskan dengan kata-kata. Kendati keyakinan kami berbeda, tapi itu tak menghalangi kami untuk bersahabat.

Orang tua saya yang sudah maklum dengan pergaulan saya yang lebih suka berteman dengan remaja pribumi, tidak begitu mempersoalkan kedatangan Tasriful. Tetapi, ketika pemuda itu mulai rutin mengunjungi saya, orang tua saya mulai waspada. Papa mengingatkan agar saya menjaga jarak dengan pemuda itu, karena kami berbeda agama. Kami Katolik, sedangkan dia Islam.
Lari dan Masuk Islam

Meskipun orang tua saya, terutama papa telah mencurigai hubungan kami, tapi terus terang, saya amat mengagumi pribadi Tasriful. la pemuda yang bersikap dewasa, penuh tanggung jawab, penyabar, dan bisa membimbing. Saya sudah berbulat hati untuk memilihnya sebagai teman hidup, meski apa pun yang akan terjadi.

Masa pacaran kami lebih banyak diisi dengan perbincangan tentang persoalan keyakinan. Karena penjelasannya yang rasional, saya pun dapat menerima kebenaran Islam. Apalagi saga lihat agama Katolik tidak mampu menjembatani pembauran antara pribumi dan WNI keturunan. Saya melihat hanya Islamlah yang dapat menuntaskan proses pembauran tersebut.

Dan seperti yang sudah saya duga, hubungan kami mendapat tantangan keras dari keluarga. Terutama papa, is bersikap amat keras. Tak perlu saya jelaskan apa yang menimpa diri saya dengan kenekatan saya yang tetap berhubungan dengan Tasriful. justru Tasriful yang prihatin dengan keadaan saya sehingga ia menyarankan agar saya sementara waktu hijrah ke 'suatu tempat yang aman. Katanya, ini demi keselamatanjiwa saya sendiri. Terutama untuk menyelamatkan cita-cita suci, yaitu ingin masuk Islam.

Atas dasar pertimbangan yang seperti itu, akhirnya saya mengambil keputusan lari dari rumah. Meskipun berat, tetapi demi satu pilihan, saya rela berpisah dari keluarga. Alhamdulillah, saya diamankan ke rumah kenalan Tasriful yang menjadi lurah di salah satu kelurahan di Kecamatan Sintang. Namanya Bapak M. Sa'ie Usman. Dengan tulus beliau dan istrinya menerima kehadiran saya.

Sementara itu, dengan kedudukannya sebagai lurah, Bapak M. Sa'ie tentu tak ingin dituduh menyembunyikan anak gadis orang. Apalagi pada waktu itu umur saya barn 17 tahun. Maka, ia pun mendatangi orang tua saya dan menggambarkan bahwa saya, anaknya, ada di rumahnya. Tetapi, ia pun mengingatkan bahwa hal itu ditempuhnya demi keselamatan fisik dan keyakinan saya. Karena yang datang seorang pamong desa maka orang tua saya pun tidak berani macam-macam. Meskipun sangat kecewa dan marah dengan sikap saya, tapi akhimya mereka toh tetap hadir pada hari yang bersejarah dalam hidup saya.

Hari itu, tanggal 13 Oktober 1990, bertempat di rumah Lurah M. Sai'ie Usman yang juga dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Sintang, termasuk kerabat saya yang WNI keturunan, berlangsunglah tiga peristiwa yang amatbersejarah sekaligus.

Pertama, serah terima perwalian dari ayah kandung saya, Jung Se Hin alias Kartono, kepada Bapak M. Sa'ie Usman selaku ayah angkat dengan ditandai dan dikuatkan ketentuan adat istiadat yang berlaku.

Kedua, upacara pengislaman (pensyahadatan). Setelah upacara serah terima perwalian selesai, saya pun mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat di hadapan ayah angkat saya. Oleh beliau saya diberi sebuah nama baru, Suryani. Sejak itu saya bukan lagi Jung Li Fung yang beragama Katolik, tetapi Suryani yang muslimah.

Ketiga, setelah resmi menjadi seorang muslimah, saya langsung dinikahkan oleh ayah angkat saya dengan Tasriful yang telah menyelamatkan keyakinan saya. Yang membahagiakan diri saya, karena ketiga peristiwa yang bersejarah itu disaksikan langsung oleh papa saya, kerabat, dan keluarga besar WNI keturunan di Desa Nanga Sepauk. Mama amat terharu. Tetapi apa mau dikata, itu sudah takdir bagi saya yang tak terelakkan.

Setelah akad nikah selesai, saya langsung menerima ucapan selamat dari seluruh warga, Keluarga Besar Minang di Sintang. Termasuk dan kawan-kawan sekolah saya yang sangat terharu dan gembira dengan keislaman saya itu.

Setelah kemarahan papa saya sudah agak reda, ayah angkat saya yang selalu memantau keadaan kami, menyarankan agar saya dan suami sowan (berkunjung) ke rumah orang tua saya di Sintang.

Alhamdulillah, sekeras-kerasnya sikap papa, akhirnya luluh juga hatinya dan mau menerima kehadiran kami. Alhamdulillah, berkat bimbingan suami, serta ayah angkat, saya yang mualaf ini sudah bisa melaksanakan shalat, puasa dan lain-lainnya, meskipun belum sempurna.

Saya benar-benar merasa bahagia dan berjanji akan senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dan akan menjadi istri yang baik dan setia, dapat membimbinganak-anak kami kelak menjadi generasi muslim yang baik. Semoga Amin.








Selengkapnya...

KAUM YANG DIMURKAI DAN DIADZAB ALLAH>>>>>>>>

Ada orang-orang yang dimurkai Allah dan ada pula orang-orang yang akan diadzab karena perbuatan-perbuatan maksiatnya. Berikut ini beberapa golongan orang-orang yang perbuatan-nya mengakibatkan murka Allah ataupun diturunkannya adzab atau amalnya tidak diterima. Berbagai adzab

Dalam sejarah nabi-nabi ada kaum-kaum atau masyarakat yang mendatangkan murka Allah karena kekafiran mereka, mendustakan agama yang dibawa oleh nabi yang diutus untuk memberi petunjuk kepada mereka, karena sombong, zhalim, dan sebagainya.

* Kaum Tsamud dihancurkan dengan petir, dan kaum 'Ad dihancurkan dengan angin dingin sangat kencang. (lihat QS Al-Haaqqah/69: 4,5,6).

* Iblis dilaknat oleh Allah dan dikeluarkan dari surga karena tidak mau mengikuti perintah Allah, untuk bersujud kepada Adam AS. ( lihat Al-Hijr/ 15: 34-35).

* Kaum Nabi Nuh shallallahu 'alaihi wasallam diadzab dengan air bah/banjir yang meneng-gelamkan karena kekafiran mereka, hingga anak Nabi Nuh 'alaihissalam sendiri pun tenggelam karena termasuk kafir. (lihat QS Huud/11: 41,42,43).

* Kaum Nabi Hud 'alaihissalam mendustakan Nabinya, maka mereka dibinasakan oleh Allah. (lihat As-Syu'ara'/ 26: 139).

* Kaum Nabi Shaleh 'alaihissalam angkuh, kafir, dan menyembelih unta yang tidak boleh diganggu, maka diadzab dengan gempa yang dahsyat. (Lihat Al-A'raaf/ 7:77, 78).

* Kaum Nabi Luth 'alaihissalam yang kafir termasuk juga isterinya, dan mereka yang homoseks diadzab Allah dengan buminya dibalik, serta dihujani batu panas. ( lihat Huud/ 11: 82-83).

* Fir'aun dan wadyabalanya yang kafir telah diberi bala' berupa taufan, belalang, kutu, kodok, dan darah; kemudian minta agar dimohonkan oleh Nabi Musa 'alaihissalam untuk dilepaskan dari adzab itu. Setelah dilepaskan oleh Allah adzabnya lalu mereka kafir lagi, maka Allah tenggelamkan mereka di laut. (Lihat Al-A'raaf/ 7:133, 134, 135, 136).

* Kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan-tangan manusia. ( lihat Ar-Ruum/ 30: 41).

* Kaum Nabi Syu'aib 'alaihissalam di Madyan diadzab dengan gempa hingga jadi mayat-mayat yang bergelimpangan karena kekafiran mereka dan curang dalam menakar dan menimbang. (lihat QS Al-A'raaf: 85-93).

* Qarun yang kaya raya lagi sombong dan berbuat aniaya maka diadzab Allah dengan dibenamkan ke bumi beserta harta bendanya. (lihat QS Al-Qashash/ 28: 76-82).

Adzab dan Murka Allah

Siksaan-siksaan, adzab, bala', dan murka Allah terhadap Ummat Islam pun akan terjadi apabila manusia Muslim itu telah melakukan kemaksiatan yang nyata. Siksaan itu di antaranya seperti hadits berikut ini:

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap pada kami dan bersabda: "Wahai sekalian orang-orang Muhajirin, lima cobaan apabila menimpa kalian (maka tidak ada kebaikannya, atau kalian akan tertimpa macam-macam adzab seperti yang akan disebutkan ini) dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak menjumpainya".

* Tidaklah kekejian (zina) tampak nyata di suatu kaum sama sekali, hingga mereka berterang-terangan dengannya, kecuali akan tersebar di kalangan mereka wabah penyakit dan penyakit-penyakit yang belum pernah berlangsung di kalangan orang-orang yang mendahului mereka yang telah berlalu (meninggal).

* Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan diadzab dengan paceklik dan sulitnya bahan kebutuhan dan dhalimnya penguasa atas mereka.

* Dan tidaklah mereka mencegah (atau tidak mau membayar) zakat harta-harta mereka kecuali mereka dicegah akan turunnya hujan dari langit, dan seandainya tidak karena adanya binatang-binatang ternak pasti mereka tidak dihujani.

* Dan tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji RasulNya (yang berlangsung antara mereka dan orang-orang yang jadi musuh) kecuali Allah menguasakan musuh atas mereka dari orang selain mereka, lalu mereka (musuh itu) mengambil sebagian apa-apa yang di tangan mereka.

* Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan mereka memilih-milih dari apa-apa yang telah Allah turunkan niscaya Allah akan menjadikan saling berkeras-kerasan di antara mereka. (HR Ibnu Majah, dalam Az-Zawaaid disebutkan: baik untuk diamalkan).

Siksa berat atas yang kejam dan ahli maksiat

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dua macam manusia dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang, yaitu: (pertama) kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor-ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya; dan (kedua) wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR Muslim, dan Ahmad dari Abi Hurairah, Shahih).

Masyarakat menuju murka Allah

Ancaman bagi orang yang keras, kejam, dan dhalim tak berperikemanu-siaan. Itu semua menuju kepada kemur-kaan Allah. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits: "Sesungguhnya ada suatu kaum yang dulunya mereka itu orang-orang yang lemah dan melarat, mereka diserang oleh orang-orang perkasa dan sengit, lalu Allah memenangkan orang-orang yang lemah itu (mengalahkan) atas orang-orang yang perkasa, lalu kaum lemah (yang kemudian dimenangkan oleh Allah) itu memperlakukan musuh mereka, lantas mempekerjakan dan menguasai mereka, maka menjadikan Allah marah terhadap mereka (yang sok kuasa itu) sampai hari qiyamat." (HR Ahmad, isnadnya hasan).

Artinya, mereka yang lemah itu ketika mereka menguasai yang kuat lalu menganiayanya, lantas mempekerjakannya dalam hal yang tidak pantas untuknya. Mereka (yang lemah kemudian jadi penguasa) itu menjadikan Allah marah atas mereka dengan sebab kedhaliman ini. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, hal 309, penjelasan ayat 190 surat Al-Baqarah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ada tiga macam orang yang shalatnya tidak diangkat sejengkal pun di atas kepala mereka (tidak diterima). Yaitu (pertama) laki-laki yang memimpin suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya. (Kedua) perempuan yang tidur malam sedang suaminya dalam keadaan marah kepadanya. (Ketiga), dua saudara yang memutuskan hubungan kekeluargaan." (HR Ibnu Majah, dengan sanad hasan).

Ancaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang hampir serupa ditandaskan pula:
"Apabila zina dan riba telah tampak terang-terangan di suatu desa maka sungguh mereka telah menempatkan diri mereka pada adzab Allah." (HR At-Thabrani dan al-Hakim dari Ibnu Abbas, shahih).

Tidak menggubris agama

Pasangan dari pelanggaran yang mengikuti syahwat faraj dan syahwat perut serta hawa nafsu itu adalah meninggalkan perhatian terhadap agama. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengancamnya: "Apabila kalian (ummat Islam) berjual beli 'inah (satu jenis jual beli yang hukumnya riba), dan mengikuti ekor-ekor sapi (senang beternak), dan senang dengan pertanian, dan meninggalkan jihad; maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, kehinaan itu tidak dicabut (oleh Allah) kecuali kalau kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Daud dari Ibnu Umar, dan riwayat Al-Bukhari).

Kalau dibiarkan, maka adzab Allah akan menimpa kepada seluruhnya. Termasuk pula orang-orang yang baik, walaupun nantinya di akherat mendapat ampunan dan keridaan Allah . Namun bala' yang menimpa di dunia akan mengenai kesemuanya. Sebagaimana dinyatakan dalam Hadits:

"Jika maksiat-maksiat telah merajalela di dalam ummatku maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya kepada mereka. Lalu aku (Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya: Wahai Rasulallah, apakah pada hari itu tidak ada (lagi) orang-orang shaleh/ baik? Beliau menjawab: Masih ada. Aku bertanya: Lalu bagaimana mereka berbuat? Beliau menjawab: Mereka ditimpa musibah-musibah yang menimpa para manusia, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhoan dari Allah". (HR Ahmad dari Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam VI/ 304 atau no.26122, Al-Haitsami mengatakan, hadits ini rijalnya shahih).

Mudah-mudahan kita mampu menghindari aneka maksiat dan tidak menyetujui atau mendukung apalagi membiarkan kemaksiatan. Semoga kita bisa kembali kepada diinullah secara konsekuen dan istiqamah, sehingga murka Allah dan siksaNya akan dicabut dan tidak menimpa kepada kita. Amien. (Dept. Ilmiah).

Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir, Faidhul Qadir Syarh Al-Jami' As-Shaghir, dan kitab lainnya.alsofwah




Selengkapnya...

BELIVE IT OR NOT>>>>>>>>

Beberapa penemuan yang mungkin bisa dibilang tidak masuk akal.jadi pikirkan sendiri soal kebenaran penemuan penemuan tsbt.






Selengkapnya...

KISAH INSPIRASI

Dokumen Rahasia CIA tentang penyerbuan ke Indonesia

Dokumen Rahasia CIA tentang penyerbuan ke Indonesia

Kepada saudaraku yang baru gabung denga Alfaridzi,,, Mungkin belum tau impormasi ini, bagi yang uda tau lewat aja.....! Negara kita dalam keadaan genting, kencangkan ikat pinggang saudara2ku..!!

Dokumen Rahasia CIA tentang penyerbuan ke Indonesia. Sebuah dokumen berklasifikasi sangat rahasia (TOP SECRET) bocor ke tangan wartawan. Dokumen ini adalah laporan CIA kepada Pentagon yang sebenarnya akan diteruskan ke Gedung Putih.
Menurut dokumen tsb, setelah Irak , Indonesia akan jadi sasaran berikutnya. Tapi intel2 CIA yang lebih dahulu diterjunkan ke Indonesia , menyimpulkan bahwa jika diteruskan maka perang tsb akan menjadi sangat mahal biayanya dan dipastikan AS akan menderita banyak kerugian.

Ini isi dokumen yang telah diterjemahkan unofficial ke dalam Bahasa Indonesia:

Kepada Yth.

Kepala Staf Gabungan Jenderal Richard Myers

Tembusan: Direktur CIA

Rencana penyerangan ke Indonesia sebaiknya dipertimbangkan lagi mengingat mahalnya biaya yang akan timbul dari peperangan tersebut. Berikut data-datanya:

Begitu memasuki perairan, Armada ketujuh kita akan dihadang pihak Bea Cukai karena membawa masuk senjata api dan peralatan tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini berarti kita harus menyediakan "uang damai". Coba hitung berapa besarnya jika peralatan yang dibawa sedemikian banyak.

Kemudian bila kita mendirikan base camp militer , bisa ditebak di sekitar base camp pasti akan banyak dikelilingi tukang bakso, tukang es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral celana dalam Rp 10.000 dapat 3. Belum terhitung jika pedagang komedi puter juga ikut mangkal di sekitar base camp.

Kemudian kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja yang diparkir dekat base camp akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari dinas perparkiran daerah maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam pertama dikenakan Rp 10.000 (tarif untuk orang bule), berapa yang harus dibayar oleh pemerintah AS jika kendaraan harus parkir sebulan atau setahun lebih seperti di Irak sekarang ini.

Belum lagi pengusaha parkir swasta yang bisa melobi Gubernur Fauzi Bowo untuk menaikkan tarif parkir. Lobi itu sangat mulus karena salah satu komisaris di sebuah perusahaan parkir terbesar di Jakarta itu adalah mantan pejabat tinggi.

Suatu kerepotan besar jika rombongan pasukan harus berkonvoi. Karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para pengamen, dan anak-anak jalanan. Ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi.

Belum lagi jika di jalan bertemu polisi bokek, udah pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin terlebih dahulu. Bayangkan berapa uang damai yang harus dikeluarkan untuk polantas-polantas itu.

Itu baru polantas Pak Myers. Belum petugas DLLAJ. Anda harus melihat sendiri bagaimana mereka beraksi. Kendaraan2 dan tank2 itu kan belum di kir. Itu pertanda buruk. Setiap kali kir, berapa uang yang harus kita keluarkan untuk

Tentara AS juga nggak bisa jauh2 dari peralatan perangnya, karena disekitar base camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap mempreteli peralatan perang canggih yang kita bawa. Kurang waspada sedikit saja, tank Abrams kebanggaan kita bakal siap dikiloin.

Di samping itu juga ada aturan wajib lapor kalau bawa tamu jika lebih dari 1 x 24 jam, dan harus izin RT setempat. Belum RW dan kelurahan. Berapa banyak meja yang harus dilalui dengan amplopan.

Membayangkan ini semua, kami mewakili intel CIA di lapangan sepakat untuk meninjau ulang rencana penyerangan ke Indonesia Diposkan oleh Meriza Akbar

KISAH NYATA SEORANG PEMUDA ARAB YANG MENIMBA ILMU DI AMERIKA


Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.


inilah sang pemudah itu (Nama di rahasiakan) Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang mus-lim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menja-wabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan!"


Sang pendeta pun mulai bertanya:

1. Sebutkan satu yang tiada duanya,

2. dua yang tiada tiganya,

3. tiga yang tiada empatnya,

4. empat yang tiada limanya,

5. lima yang tiada enamnya,

6. enam yang tiada tujuhnya,

7. tujuh yang tiada delapannya,

8. delapan yang tiada sembilannya,

9. sembilan yang tiada sepuluhnya,

10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,

11. sebelas yang tiada dua belasnya,

12. dua belas yang tiada tiga belasnya,

13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.

14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!

15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?

16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?

17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?

18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!

19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?

20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?

21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!

22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah, setelah itu membaca basmalah,

Pemuda arab itu menjawab pertanyaan sang pendeta:

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.

2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang.

Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).

3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan,membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis

Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis

Allah SWT berfirman: "Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang".(Al-Mulk: 3).

8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.

Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).

11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudaraYusuf .

12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).

13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing." (At-Takwir: 18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka," tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara kele-dai." (Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.

Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).

20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita,

sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).

22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja.

Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata:

"Apakah kunci surga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah.

Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Jama'ah Gereja berkata:

"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"

Lalu Pendeta tersebut berkata:

"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah".

" Mereka menjawab, Kami akan jamin keselamatan anda."

Sang pendeta pun berkata:

"Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.) ** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui internet, www.gesah.net

Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat.. Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya.. Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir.. amien

LAMARANMU KU TOLAK (Kisah Sederhana, Jenaka tapi Penuh Makna)

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya. Melalui ta'aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan. Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya.

Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk 'merebut' sang perempuan muda, dari sisinya.

"Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?" tanya sang setengah baya. "Iya, Pak," jawab sang muda. "Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? " tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan. "Ya Pak, sangat mengenalnya, " jawab sang muda, mencoba meyakinkan. "Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!" balas sang setengah baya. Si pemuda tergagap, "Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan yang lalu."

"Lamaranmu kutolak. Itu serasa 'membeli kucing dalam karung' kan, aku Tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?" balas sang setengah baya, keras. Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, "Ayah, dia dulu aktivis lho."

"Kamu dulu aktivis ya?" tanya sang setengah baya. "Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus," jawab sang muda, percaya diri. "Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan?" "Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat." "Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?"

Sang perempuan membisik lagi, membantu, "Ayah, dia pinter lho." "Kamu lulusan mana?" "Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak." "Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?" "Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak." "Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?"

Bisikan itu datang lagi, "Ayah dia sudah bekerja lho." "Jadi kamu sudah bekerja?" "Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak." "Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu." "Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku." "Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?"

Bisikan kembali, "Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya." "Rencananya maharmu apa?" "Seperangkat alat shalat Pak." "Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf." "Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang lima puluh juta Pak." "Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, rela menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku." Bisikan, "Dia jago IT lho Pak" "Kamu bisa apa itu, internet?" "Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net." "Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata." "Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak." "Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu."

Bisikan, "Tapi Ayah..." "Kamu kesini tadi naik apa?" "Mobil Pak." "Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya Riya'. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik." "Anu saya cuma nebeng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir" "Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?"

Bisikan, "Ayahh.." "Kamu merasa ganteng ya?" "Nggak Pak. Biasa saja kok" "Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini." "Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak." "Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!"

Sang perempuan kini berkaca-kaca, "Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?" Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah. "Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur'an dan Hadits?" Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga. Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, "Pak, dari tiga puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja. Hadits-pun cuma dari Arba'in yang terpendek pula." Sang setengah baya tersenyum, "Lamaranmu kuterima anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih tertatih." Mata sang muda ikut berkaca-kaca.


Ini harus happy ending, bukan? Nah Loch………………….. Bagaimana pendapat anda…..??????

KISAH ISTRI TELADAN

Ini adalah suatu kisah semoga bisa diambil pelajaran oleh saudari-saudari muslimah..

Kisah Istri Teladan
(diceritakan oleh seorang akhwat)
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. "anty sudah menikah?". "Belum mbak", jawabku. Kemudian akhwat itu .bertanya lagi "kenapa?" hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
"mbak menunggu siapa?" aku mencoba bertanya. "nunggu suami" jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya- tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “mbak kerja dimana?", ntahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat2 seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
"Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi" , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
"kenapa?" tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab "karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami" jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.

"saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata,
"abi, umi pusing nih, ambil sendirilah".

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi deman, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg di usapnya.

"anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho", begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya", tutupnya.

*postingan pinjam milik teman*
barokallah saudari ku
Tambahkan keterangan
Ini adalah suatu kisah semoga bisa diambil pelajaran oleh saudari-saudari muslimah.. Kisah Istri Teladan (diceritakan oleh seorang akhwat) Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. "anty sudah menikah?". "Belum mbak", jawabku. Kemudian akhwat itu .bertanya lagi "kenapa?" hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan. "mbak menunggu siapa?" aku mencoba bertanya. "nunggu suami" jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya- tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “mbak kerja dimana?", ntahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat2 seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga. "Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi" , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati. "kenapa?" tanyaku lagi. Dia hanya tersenyum dan menjawab "karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami" jawabnya tegas. Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum. Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat. "saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, "abi, umi pusing nih, ambil sendirilah". Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi deman, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya. Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg di usapnya. "anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho", begitu katanya. Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya", tutupnya. *postingan pinjam milik teman* barokallah saudari ku
Dalam foto ini: Iyan Syahrial Syam Guci, Sumanto Brajamustijogja (foto), Lily Hawa Zuliant, Nana Zahroo' Al Qowwiyyu, Yenni Celallu Setiia, Fuzie Fauzieah, IRa Fallah (foto), Yulia Cubby Narsis Abiz, Halimah Masitho (foto), Susy AzZahra (foto), Nur Alam Syah (foto), Thiana Oces, Izmie D'suffergirl (foto), Ilyas Mubrok, Zuliant El Fatta, Irfan Hamdanie, Abu Aziz Candra Sudirman (foto), Little Ziyi, Cahaya Ilahi (foto), Agus Trisamsi (foto), Ana Muhasabah, Fpi Palas (foto), Dick Doank (foto), Maya Elsyika, Dempy Welter, Rima Twinst, Selvi Yositasari, Septi Andriani, Naomy Zoranaeba, Intan Febrian (foto), 'Ahmad Redondo Mulyana (foto), Andix Musthofa (foto), Ceedtye Thevink, Henii CinWaber Thea, Purnama Ds (foto), Rabita Az-zura Lazuardy, Nia Czetiea, Kholis Maghfuri (foto), Eti Alfareiziy (foto), Fhi Rijal, Elquds Achmeed Qaddafy (foto), Shila Anbary (foto), A Hendri Al Bakashi, Ramdan Alfaqir, Angel Kasih, Ady Azzam Alfatih (foto · hapus tanda), El Fherasyi Milano (foto), Nurhayati Kiki, Leni Yokin, Putie Novie Andari, Sery's Pjm Lintank, Maad Pelor (foto), Nony Aje (foto), Daraa Rooney-Bachdim Belieber, Heni Sii Ledies Corming, Ukhti Clara, Gadiez Desa, Dwi Astuti, Dedek Chandy, Asmi Megawati Megawati, Indra Pratama, A'an Sattvikantara



Selengkapnya...