Kamis, 26 Mei 2011

DRAKULA NYATA ATAU FIKSI........?


DRACULA TERNYATA PAHLAWAN
KRISTEN
setelah Anda membaca artikel ini
anda akan dapat menjawab
beberapa poin dibawah ini: 1. Apakah Drakula eksis secara
historis atau hanya sebuah fiksi
(cerita tidak nyata)?
2. Benarkah Drakula AntiKristus
dan Antisalib?
3. Benarkah Drakula hanya takut
pada salib, karena bisa
mengakibatkan kematiannya?
Artikel ini berasal dari sebuah
buku berjudul "Dracula,
Pembantai Umat Islam dalam
Perang Salib" yang bisa anda
dapatkan di Gramedia. Buku tsb
menarik karenamembongkar
kebohongan yang sengaja
ditutup-tutupi oleh umat Kristen
dewasa ini. Dracula adalah
seorang pangeran yang hidup
diabad 15 M. Ia bukanlah seorang
antiKristus apalagi antisalib,
karena ia adalah seorang Kristiani
fanatik penyembah patung salib
sebagaimana umat Kristen
Trinitarian dewasa ini.
Kejahatannya terhadap
kemanusiaan bahkan bisa
disamakan atau bahkan melebihi
Hitler (pemimpin Nazi Jerman) dan
Genghis Khan (pemimpin
Mongolia Golden Horde).
Membongkar Sebuah
Kebohongan
Kisah hidup Dracula merupakan
salah satu contoh bentuk
penjajahan sejarah yang begitu
nyata yang dilakukan Barat. Kalau
film Rambo merupakan suatu fiksi
yang kemudian direproduksi agar
seolah-olah menjadi nyata oleh
Barat, maka Dracula merupakan
kebalikannya, tokoh nyata yang
direproduksi menjadi fiksi.
Bermula dari novel buah karya
Bram Stoker yang berjudul
Dracula, sosok nyatanya kemudian
semakin dikaburkan lewat film-
film seperti Dracula's Daughter
(1936), Son of
Dracula (1943), Hoorof of Dracula
(1958), Nosferatu (1922)-yang
dibuat ulang pada tahun 1979-
dan film-film sejenis yang terus-
menerus diproduksi.
Lalu, siapa sebenarnya Dracula
itu?
Dalam buku berjudul "Dracula,
Pembantai Umat Islam Dalam
Perang Salib" karya Hyphatia
Cneajna ini, sosok Dracula dikupas
secara tuntas. Dalam buku ini
dipaparkan bahwa Dracula
merupakan pangeran Wallachia ,
keturunan Vlad Dracul. Dalam
uraian Hyphatia tersebut sosok
Dracula tidak bisa dilepaskan dari
menjelang periode akhir Perang
Salib. Dracula dilahirkan ketika
peperangan antara Kerajaan Turki
Ottoman-sebagai wakil Islam-dan
Kerajaan Honggaria-sebagai wakil
Kristen-semakin memanas. Kedua
kerajaan tersebut berusaha saling
mengalahkan untuk merebutkan
wilayah-wilayah yang bisa
dikuasai, baik yang berada di
Eropa maupun Asia . Puncak dari
peperangan ini adalah jatuhnya
Konstantinopel-benteng Kristen-
ke dalam penguasaan Kerajaan
Turki Ottoman.
Dalam babakan Perang Salib di
atas Dracula merupakan salah
satu panglima pasukan Salib.
Dalam peran inilah Dracula banyak
melakukan pembantain terhadap
umat Islam. Hyphatia
memperkirakan jumlah korban
kekejaman
Dracula mencapai 300.000 ribu
umat Islam. Korban-korban
tersebut dibunuh dengan
berbagai cara-yang cara-cara
tersebut bisa dikatakan sangat
biadab-yaitu dibakar hidup-hidup,
dipaku kepalanya, dan yang
paling kejam adalah disula.
Penyulaan merupakan cara
penyiksaan yang amat kejam,
yaitu seseorang ditusuk mulai
dari anus dengan kayu sebesar
lengan tangan orang dewasa
yang ujungnya dilancipkan.
Korban yang telah ditusuk
kemudian dipancangkan
sehingga kayu sula menembus
hingga perut, kerongkongan, atau
kepala. Sebagai gambaran
bagaimana situasi ketika
penyulaan berlangsung penulis
mengutip pemaparan Hyphatia:
"Ketika matahari mulai meninggi
Dracula memerintahkan
penyulaan segera dimulai. Para
prajurit melakukan perintah
tersebut dengan cekatan seolah
robot yang telah dipogram. Begitu
penyulaan dimulai lolong
kesakitan dan jerit penderitaan
segera memenuhi segala penjuru
tempat itu. Mereka, umat Islam
yang malang ini sedang
menjemput ajal dengan cara yang
begitu mengerikan. Mereka tak
sempat lagi mengingat kenangan
indah dan manis yang pernah
mereka alami."
Tidak hanya orang dewasa saja
yang menjadi korban penyulaan,
tapi juga bayi. Hyphatia
memberikan pemaparan tetang
penyulaan terhadap bayi sebagai
berikut:
"Bayi-bayi yang disula tak sempat
menangis lagi karena mereka
langsung sekarat begitu ujung
sula menembus perut mungilnya.
Tubuh-tubuh para korban itu
meregang di kayu sula untuk
menjemput ajal."
Kekejaman seperti yang telah
dipaparkan di atas itulah yang
selama ini disembunyikan oleh
Barat. Menurut Hyphatia hal ini
terjadi karena dua sebab.
Pertama, pembantaian yang
dilakukan Dracula terhadap umat
Islam tidak bisa dilepaskan dari
Perang Salib. Negara-negara Barat
yang pada masa Perang Salib
menjadi pendukung utama
pasukan Salib tak mau tercoreng
wajahnya. Mereka yang getol
mengorek-ngorek pembantaian
Hilter dan Pol Pot akan enggan
membuka borok mereka sendiri.
Hal ini sudah
menjadi tabiat Barat yang selalu
ingin menang sendiri.
Kedua, Draculamerupakan
pahlawan bagi pasukan Salib.
Betapapun kejamnya Dracula
maka dia akan selalu dilindungi
nama baiknya. Dan, sampai saat
ini di Rumania , Dracula masih
menjadi pahlawan. Sebagaimana
sebagian besar sejarah pahlawan-
pahlawan pasti akan diambil
sosok superheronya dan dibuang
segala kejelekan, kejahatan dan
kelemahannya.
Guna menutup kedok kekejaman
mereka, Barat terus-menerus
menyembunyikan siapa
sebenarnya Dracula. Seperti yang
telah dipaparkan di atas, baik
lewat karya fiksi maupun film,
mereka berusaha agar jati diri
dari sosok
Dracula yang sebenarnya tidak
terkuak. Dan, harus diakui usaha
Barat untuk mengubah sosok
Dracula dari fakta menjadi fiksi ini
cukup berhasil. Ukuran
keberhasilan ini dapat dilihat dari
seberapa banyak masyarakat-
khususny a umat Islam sendiri-
yang mengetahui tentang siapa
sebenarnya Dracula. Bila jumlah
mereka dihitung bisa dipastikan
amatlah sedikit, dan kalaupun
mereka mengetahui tentang
Dracula bisa dipastikan bahwa
penjelasan yang diberikan tidak
akan jauh dari penjelasan yang
sudah umum selama ini bahwa
Dracula merupakan vampir yang
haus darah.
Selain membongkar kebohongan
yang dilakukan oleh Barat, dalam
bukunya Hyphatia juga mengupas
makna salib dalam kisah Dracula.
Seperti yang telah umum
diketahui bahwa penggambaran
Dracula yang telah menjadi fiksi
tidak bisa dilepaskan dari dua
benda, bawang putih dan salib.
Konon kabarnya hanya dengan
kedua benda tersebut Dracula
akan takut dan bisa dikalahkan.
Menurut Hyphatia pengunaan
simbol salib merupakan cara
Barat untuk menghapus
pahlawan dari musuh mereka-
pahlawan dari pihak Islam-dan
sekaligus untuk menunjukkan
superioritas mereka.
Siapa pahlawan yang berusaha
dihapuskan oleh Barat tersebut?
Tidak lain Sultan Mahmud II (di
Barat dikenal sebagai Sultan
Mehmed II). Sang Sultan
merupakan penakluk
Konstantinopel yang sekaligus
penakluk Dracula. Ialah yang telah
mengalahkan dan memenggal
kepala Dracula di tepi Danua
Snagov. Namun kenyataan ini
berusaha dimungkiri oleh Barat.
Mereka berusaha agar merekalah
yang bisa mengalahkan Dracula.
Maka diciptakanlah sebuah fiksi
bahwa Dracula hanya bisa
dikalahkan oleh salib. Tujuan dari
semua ini selain hendak
mengaburkan peranan Sultan
Mahmud II juga sekaligus untuk
menunjukkan bahwa merekalah
yang paling superior, yang bisa
mengalahkan Dracula si Haus
Darah. Dan, sekali lagi
usaha Barat ini bisa dikatakan
berhasil.
Selain yang telah dipaparkan di
atas, buku "Dracula, Pembantai
Umat Islam Dalam Perang Salib"
karya Hyphatia Cneajna ini, juga
memuat hal-hal yang selama
tersembunyi sehingga belum
banyak diketahui oleh masyarakat
secara luas. Misalnya tentang
kuburan Dracula yang sampai saat
ini belum terungkap dengan jelas,
keturunan Dracula, macam-
macam penyiksaan Dracula dan
sepak terjang Dracula yang
lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini
penulis ingin menarik suatu
kesimpulan bahwa suatu
penjajahan sejarah tidak kalah
berbahayanya dengan bentuk
penjajahan yang lain-politik,
ekonomi, budaya, dll. Penjajahan
sejarah ini dilakukan secara halus
dan sistematis, yang apabila tidak
jeli maka kita akan terperangkap
di dalamnya. Oleh karena itu,
sikap kritis terhadap sejarah
merupakan hal yang amat
dibutuhkan agar kita tidak
terjerat dalam penjajahan sejarah.
Sekiranya buku karya Hyphatia ini-
walaupun masih merupakan
langkah awal-bisa dijadikan
pengingat agar kita selalu kritis
terhadap sejarah karena ternyata
pelajaran sejarah itu begitu nyata
ada di depan kita.
BIBLE MENGAJARKAN HAUS DARAH
TANPA BELAS KASIHAN, MANA
AJARAN KASIH
KRISTUS.....BOOOOHOOOONG
BEEESAAAAR. NYATA-NYATA
BAHWA AGAMA KRISTEN BIKINAN
SYETAN PENIPU PAULUS YANG
MENYULAP AGAMA SYETAN
PAGANISME MENJADI KRISTEN.
Dalam kitab Mazmur dinyatakan:
"Hai puteri Babel, yang suka
melakukan kekerasan,
berbahagialah orang yang
membalas kepadamu perbuatan-
perbuatan yang kaulakukan
kepada kami! Berbahagialah
orang yang menangkap dan
memecahkan anak-anakmu pada
bukit batu!(Mazmur 137:8-9 TB)
Jika membanting anak-anak ke
arah bebatuan hingga kepala
mereka pecah adalah sebuah
perbuatan kudus, bukankah
menusuk kayu runcing ke arah
anus menembus perut hingga
kepala juga adalah perbuatan
kudus? Toh sama-sama sadis?!
Ulangan 20:16 TB
"Tetapi dari kota-kota bangsa-
bangsa itu yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu menjadi milik
pusakamu, janganlah kaubiarkan
hidup apapun yang bernafas,"
Tampaknya Pangeran Dracula
sangat memahami makna
kandungan ayat Bible kitab
Ulangan agar jangan berbelas
kasih kepada masyarakat/rakyat
yang telah ditaklukkan oleh
pasukan yang beriman kepada
Bible.
Dracula memang sungguh sangat
jahat. Ia bisa didakwa sebagai
penjahat perang seandainya ia
adalah pemimpin diabad modern
sekarang. Tapi sungguh tidak elok
rasanya jika kita hanya
menyalahkan Dracula tanpa
menyalahkan kitab suci sadistik
bernama Bible.
Mengapa Pasukan Salib Kristen
terkenal bengis? Karena kitab suci
mereka lah yang telah
menginspirasi Paus, pendeta, dan
panglima tentara Salib untuk
berbuat sadis dengan penuh rasa
kegembiraan sebagaimana
amanat Kitab Mazmur 137:8-9
dan Kitab Ulangan 20:16. Ini
bukan hanya kesalahan orang per
orang, tapi ini adalah kesalahan
Agama sesat, dogma palsu,
pendeta fobia, dan kitab suci
korup Bible umat Kristen.
Dunia barat menutup2 siapa
sebenarnya dracula dengan
menyebarkan doktrin baik melaui
film, buku, dsb... dracula takut
dengan salib ini hanya doktrin
petinggi2 kristian untuk
menutupi kebejadan mereka..
Selengkapnya...